DASAR PEMBEBANAN
Dasar pembebanan pada elemen mesin
adalah beban (gaya) aksial, gaya geser
murni, torsi dan bending. Setiap gaya menghasilkan tegangan pada elemen mesin,
dan juga deformasi, artinya perubahan
bentuk. Di sini hanya ada 2 jenis tegangan: normal dan geser.
Gaya  aksial  menghasilkan  tegangan 
normal.  Torsi 
dan  geser  murni,  menghasilkan tegangan geser, dan bending menghasilkan tegangan normal dan geser.
Gaya aksial
Balok pada Gambar 2.1 dibebani tarik sepanjang axis oleh
gaya P pada tiap ujungnya. Balok ini mempunyai penampang yang seragam (uniform), dan luas penampang
A yang konstan.

Gambar 2.1 : Gaya aksial pada balok
Tegangan. Dua gaya P menghasilkan beban tarik sepanjang
axis balok, menghasilkan
tegangan normal
tarik σ sebesar:
Contoh 1.
Tentukan tegangan normal pada sebuah balok persegi dengan sisi a =  5cm ditarik dengan gaya P = 55 kN.
Penyelesaian :
P = 55 kN = 55.000 N
a = 5cm =
0,05m
Menghitung luas penampang
balok A = a2 = (0,05m)2 = 0,0025 m2.
Menghitung tegangan normal
dalam balok σ :
σ  =  P =   55.000N  
A      0,0025m 2
= 22.000.000N / m 2
= 22MPa
Contoh 2.
Hitung luas penampang minimum (Amin) yang dibutuhkan untuk balok yang dibebani tarik secara aksial oleh gaya P = 45 kN agar tidak melebihi tegangan normal maksimum σmax =
250 MPa. Penyelesaian
:
Mulai dengan Persamaan (2-1) dengan tegangan
normal adalah maksimum σmax dan area A
adalah minimum untuk memberikan:
 σmax = P/A minimum
=      45.000 N       
250.10 6 N / m 2
= 0,00018m 2
Contoh 3.
Sambungan rantai besi cor seperti Gambar 2.2 di bawah ini dipakai untuk mentransmisikan beban tarik yang tetap sebesar 45 kN. Tentukan
tegangan tarik yang terjadi dalam material
rantai pada potongan
A-A dan B-B.

Gambar
2.2  Seluruh dimensi dalam mm.
Penyelesaian :
Gambar 2.2  Seluruh dimensi dalam mm.
Diketahui : P = 45 kN = 45.103 N
Tegangan tarik σt1  yang terjadi penampang A-A adalah:
A1 = 20.45 = 900 mm2.
σt1 = P/A1 = 45.103 N/900 mm2 = 50 N/mm2 = 50 MPa
Tegangan tarik σt2  yang terjadi penampang B-B adalah:
A2 = 20.(75-40) = 700 mm2.
σt2 = P/A2 = 45.103 N/700 mm2 = 64,3 N/mm2 = 64,3 MPa.
Regangan.
Gaya aksial pada Gambar 2.1 juga
menghasilkan regangan aksial ε:
ε =  δ
L
dengan δ adalah pertambahan
panjang (deformasi) dan
L adalah panjang balok.
Contoh 4.
Hitung regangan ε untuk pertambahan panjang δ = 0,038cm dan panjang
balok L = 1,9m. Penyelesaian :
Menghitung regangan :
=   0,038cm  
1,9.100cm
= 0,0002
Diagram tegangan-regangan.
Jika  tegangan 
σ  diplotkan  berlawanan  dengan 
regangan  ε 
untuk  balok  yang dibebani secara aksial, diagram
tegangan-regangan untuk material ulet dapat dilihat pada Gambar
2.3, dengan A adalah batas proporsional,
B batas elastis, D kekuatan ultimate
(maksimum), dan
F titik patah.

Gambar
2.3 : Diagram tegangan-regangan
untuk material ulet
Diagram
tegangan-regangan adalah linier sampai batas proporsional, dan mempunyai
slope (kemiringan)
E dinamakan modulus elstisitas. Dalam daerah ini persamaan  garis
 lurus
 sampai
 batas
 proporsional  dinamakan  hukum 
Hooke’s,  dan diberikan oleh Persamaan 
σ = E ε                                                                                                       
 
Geser
murni
Sambungan balok dengan
paku keling tunggal
seperti pada Gambar 2.3 di bawah ini:
Gambar
2.3 : Gaya geser murni
Tegangan.
Jika  keling
 dipotong
 pada
 bagian
 tengah
 sambungan
 untuk
 mendapatkan
 luas
penampang A dari keling, kemudian
menghasilkan diagram benda bebas pada Gambar 2.4.
Gambar
2.4: Diagram benda bebas
Gaya  geser
 V  memberikan  aksi
 pada  bagian
 penampang
 keling  dan
 oleh keseimbangan statis sama dengan besarnya gaya P. Tegangan geser τ dalam keling adalah:
τ  = V  =     P    
A     Akeling
Satuan tegangan geser sama dengan tegangan normal, yaitu pound per square inch
(psi) dan N/m2 atau Pascal (Pa).
Andaikata dua sambungan
keeling ditarik secara bersamaan seperti di bawah ini:

Gambar
2.5: Dua sambungan keling (tampak atas)
Jika kedua keling dipotong
bagian tengah sambungan
untuk mendapatkan luas penampang A dari keling, kemudian menghasilkan
diagram benda bebas pada Gambar
2.6.

Gambar
2.6: Diagram benda bebas
Tegangan geser τ dalam keling adalah:
Jumlah paku keling
bertambah, maka tegangan geser setiap keling menjadi berkurang.
Contoh 5.
Tentukan tegangan geser τ dalam salah satu dari empat sambungan
keling jika diketahui
P
= 45 kN dan diameter D = 0,6 cm. Penyelesaian :
Diketahui: P = 45kN
= 45.000N
D = 0,6 cm = 0,006
m
Menghitung
penampang setiap keling A: A = πD2/4
= 3,14.(0,006m)2/4
= 0,00003 m2.
Di sini 4 keling harus menahan
gaya P, gaya geser V untuk tiap keling adalah:
4V
= P
V = P/4 = 45.000N/4 = 11.250N Menghitung
tegangan geser tiap keling adalah:
| 
 | 
           Akeling
    0.00003m
= 375.000.000 N / m 2  = 375MPa
 Working Stress (tegangan kerja)
Ketika perancangan elemen mesin, tegangan yang terjadi harus lebih rendah dari
pada tegangan ultimate atau maksimum. Tegangan yang terjadi
ini dinamakan working stress atau design stress. Atau dinamakan juga tegangan yang dijinkan.
Catatan:  Kegagalan  desain 
tidak  berarti  bahwa  material  mengalami  patah.  Beberapa elemen mesin dikatakan
gagal ketika mereka mengalami deformasi plastis, dan mereka tidak bisa melakukan fungsi mereka dengan memuaskan.
 Faktor
Keamanan (N)
Definisi   umum   faktor 
 keamanan   adalah 
 rasio 
 antara   tegangan   maksimum
(maximum
stress) dengan tegangan kerja (working stress), secara
matematis ditulis:
Faktor Keamanan
=         Maximum stress           Working atau
design stress
Untuk material yang ulet seperti
baja karbon rendah,
faktor keamanan didasarkan pada yield point stress (tegangan
titik luluh);
Faktor Keamanan
=         Yield
point stress          Working atau
design stress
Untuk material yang getas seperti besi cor, faktor keamanan didasarkan pada ultimate stress
(kekuatan tarik);
Faktor Keamanan
=           Ultimate stress            Working atau
design stress
Hubungan ini bisa juga digunakan untuk material
yang ulet. Catatan : rumus
di atas untuk
faktor keamanan pada beban statis.
Latihan:
1.   Dua batang bundar berdiameter 50mm dihubungkan oleh pin, seperti pada Gambar
2.7, diameter pin 40 mm. Jika sebuah tarikan 120 kN diberikan
pada setiap ujung batang, tentukan tegangan tarik dalam rod dan tegangan
geser dalam pin.

Gambar 2.7
2.   Diameter piston mesin uap adalah 300mm dan tekanan
uap maksimum adalah 0,7
N/mm2. Jika tegangan tekan yang diijinkan
untuk material batang piston adalah 40
N/mm2, tentukan ukuran batang piston.
3.   Batang
balok persegi 20mm x 20mm membawa sebuah
beban. Batang
tersebut dihubungkan ke
sebuat bracket dengan 6 baut. Hitung diameter baut jika tegangan maksimum dalam
batang balok adalah 150 N/mm2 dan dalam baut 75
N/mm2.


 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar